Bahasa Melayu Klasik Tukar Kepada Bahasa Melayu Standard 2022
Latihan Bahasa Melayu Standard 1 (Tukarkan
petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)
Maka ada seorang anak Seri Bija
Diraja, Tun Umar namanya, terlalu berani, kelakuannya gila-gila bahasa. Maka
disuruhkan oleh Bendahara Paduka Raja suluh perahu Siam itu. Maka Tun Umar pun
pergilah dengan sebuah perahunya olang-oleng. Telah bertemu dengan perahu Siam
yang banyak itu, maka dilanggarnya sekali. dua tiga buah perahu Siam alah, Ialu
ia terus ke sebelah; maka ia berbalik, dilanggarnya pula yang lain, itu pun dua
tiga buah perahu Siam alah. Maka Tun Umar pun kembalilah
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Latihan Bahasa Melayu Standard 2 (Tukarkan
petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)
Maka orang Siam terlalu hairan melihat
kelakuan Tun Umar itu. Telah hari malam, maka Awi Dicu pun datanglah. Maka oleh
Bendahara Paduka Raja segala pohon kayu bakau dan nyirih dan tumpu api-api itu
sekaliannya disuruhnya tambati puntung api. Telah dipandang oleh orang Siam api
tiada terbilang lagi banyaknya, maka kata hulubalang Siam. "Terlalu banyak
kelengkapan perahu Melaka ini, tiada terbilang lagi. Jikalau ia datang apa hal
kita? Sedang sebuah perahunya tadi lagi tiada terlawan oleh kita." Maka
kata Awi Dicu, “Benarlah seperti kata kamu itu; marilah kita kembali sementara
belum siang ini.”
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Latihan Bahasa Melayu Standard 3 (Tukarkan
petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)
Maka titah Seri Betara, “Hai Patih Gajah Mada, segeralah suruh hantar ke Melaka.” Maka Patih Gajah Mada pun berlengkap sebuah perahu dengan sepuluh orang sertanya yang pergi. Setelah sudah lengkap maka Kertala Sari pun belayarlah.Berapa lamanya maka Kertala Sari pun sampailah ke Melaka. Maka ia pun singgah di luar kota pada kampung segala Jawa. Maka Kertala Sari pun menyamarkan dirinya kepada segala Jawa yang banyak itu. Maka Kertala Saripun sedia kala berjalan keluar masuk bermain-main segenap kampung orang kaya-kaya dan saudagar.
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Latihan Bahasa Melayu Standard 4(Tukarkan
petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)
Setelah diketahuinya, maka Kertala
Sari pun masuk menyamar pada orang Patih Kerma Wijaya. Tatkala itu Kertala Sari
pun masuk seorangnya mengikut Patih Kerma Wijaya pergi menghadap sama dengan
Jawa yang banyak itu. Maka oleh Kertala Sari segala hulubalang yang menghadap
sama-sama itu dilihatnya seorang kepada seorang. Maka Kertala Sari pun pandang
pada Laksamana; maka ia pun fikir dalam hatinya, “Dialah gerangan hulubalang
Ratu Melaka yang bernama Laksamana itu. Jikalau demikian lakunya, sungguhlah ia
dapat membunuh bapaku, kerana ia penjurit besar lagi kepetangan.”
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Latihan Bahasa Melayu Standard 5 (Tukarkan
petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)
Syahadan, pada suatu hari, maka Tun
Perak datang menghadap, duduk di tanah sama- sama orang banyak. Maka kata
bentara yang bergelar Seri Amerta kepada Tun Perak, “Tuan Tun Perak, segala
orang Kelang ini menghadap baginda mengadukan halnya ke bawah Duli Yang
Dipertuan. Adapun orang teluk rantau yang lain semuanya menghadap laki-laki
juga; adapun orang Kelang ini menghadap dibawa Tun Perak dengan membawa perempuan
sekali. Mengapakah maka demikian fiil tuan?”
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Latihan Bahasa Melayu Standard 6 (Tukarkan
petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)
Maka tiada disahut oleh Tun Perak kata
itu. Sekali lagi Seri Amerta berkata, itu pun tiada disahuti oleh Tun Perak.
Genap tiga kali Seri Amerta berkata itu, maka barulah disahuti oleh Tun Perak,
katanya, “Hai Seri Amerta, tuan hamba dengan pedang tuan hamba sebilah itu
juga, hendaklah baik-baik tuan hamba peliharakan, jangan diberi berkarat,
jangan kemakanan matanya.
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Latihan Bahasa Melayu Standard 7 (Tukarkan
petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)
Hatta, berapa lamanya maka datang pula
orang Siam menyerang Melaka; Awi Dicu nama panglimanya. Maka kedengaran
khabarnya ke Melaka, maka dipersembahkan orang kepada Sultan. Maka baginda pun
menitahkan Bendahara Paduka Raja berlengkap akan mengeluari orang Siam. Seri
Bija Diraja dan segala hulubalang segala hulubalang sekaliannya dititahkan
baginda mengiringkan Bendahara Paduka Raja itu. Adapun Seri Bija Diraja itu
sedia asal Melayu, Tun Hamzah namanya, asalnya daripada Muntah Lembu; ialah
dipanggil orang Datuk Bongkok. Apabila berjalan atau duduk, bongkok ia.
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________