PUISI PERSARAAN
Hanya
Untuk mu

Ayuhai
Tuan
Sudah
ke penghujungan rupanya kita
Bagai
tak perasan hari nan pergi
Bagai
tak terasa masa nan berlalu
Alih-alih
kita terasa sebak di hujung pilu
Oleh
saat perpisahan menjelma di depanku
Baru
sangat rasanya bersamamu
Tempoh
sesingkat itu
Amat
dirasakan kemesraanmu
Ayuhai
Tuan
Engkau
ibarat segunung intan
Intan
terpilih di muara jernih
Kami
sepakat di bawah redup rimbun kasihmu
Ke
laut menuju alur
Ke
darat menuju banir
Tak
lekang dek panas
Tak
lapuk dek hujan
Ibarat
pohon dicabut layu dianjak berguguran dedaunan
Maka
pada pagi ini
Dengan
baris-baris puisi
Dengan
citra ilusi
Kok
embun nan setititik nak dijadikan laut
Kok
tanah nan sekepal nak dijadikan gunung
Ampun
jugalah lidah nan tak bertulang
Bahasa
nan tak berbaris

Ayuhai
Tuan,
Susunkanlah
di lipatan hati
Usah
gentar kiranya datang ombak menderu
Taufan
melanda, gunakanlah segala ilmu
Praktikkan
ilmu di dalam diri
Agar
tidak jadi seperti kenari
Ayuhai
Tuan,
Terimalah
dari kami sekudus kasih, setulus sayang
Budi
yang diberi tak terbalas dek kami
Segala
limpah rahmat Allah yang memberkati
Begitulah
rasa yang ada di lopak nubari
Banyak
kenangan, banyak ingatan, banyak pengalaman
Kendatipun
begitu,
Laut
mana tidak bergelombang
Bumi
mana tidak ditimpa hujan
Inikan
pula kami manusia biasa
Kelemahan
diri tidak terperi
Kekuatan
diri tidak tercari
Jadi,
Sudi
apalah kiranya
Kata
nan terlanjur
Tingkah
nan sumbang
Bicara
nan menyinggung
Dan
hati nan tak kena
Diampun
dan dimaaf jua
Namun
begitu
Pucuk
pauh delima batu
Anak
sembilang di tapak tangan
Walaupun
jauh hanya di situ
Di
mata hilang, di hati jangan
Maklumlah
Anak
enggang berkayu tinggi
Patah
ranting terbanglah ia
Pegawai
kerajaan tak lama di sini
Sampai
musim bersaralah lah ia
Sebab
bagi kami,
Tuan
sukar dicari ganti
Walau
seribu tahun lagi……….!!
Sekian,
terima kasih

Tiada ulasan:
Catat Ulasan