Bahasa Melayu eksklusif untuk calon SPM

Isnin, 4 November 2019

Bahasa Melayu Klasik Tukar Kepada Bahasa Melayu Standard 2022

Bahasa Melayu Klasik Tukar  Kepada Bahasa Melayu Standard 2022

Latihan Bahasa Melayu Standard 1 (Tukarkan petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)

Maka ada seorang anak Seri Bija Diraja, Tun Umar namanya, terlalu berani, kelakuannya gila-gila bahasa. Maka disuruhkan oleh Bendahara Paduka Raja suluh perahu Siam itu. Maka Tun Umar pun pergilah dengan sebuah perahunya olang-oleng. Telah bertemu dengan perahu Siam yang banyak itu, maka dilanggarnya sekali. dua tiga buah perahu Siam alah, Ialu ia terus ke sebelah; maka ia berbalik, dilanggarnya pula yang lain, itu pun dua tiga buah perahu Siam alah. Maka Tun Umar pun kembalilah

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Latihan Bahasa Melayu Standard 2 (Tukarkan petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)

Maka orang Siam terlalu hairan melihat kelakuan Tun Umar itu. Telah hari malam, maka Awi Dicu pun datanglah. Maka oleh Bendahara Paduka Raja segala pohon kayu bakau dan nyirih dan tumpu api-api itu sekaliannya disuruhnya tambati puntung api. Telah dipandang oleh orang Siam api tiada terbilang lagi banyaknya, maka kata hulubalang Siam. "Terlalu banyak kelengkapan perahu Melaka ini, tiada terbilang lagi. Jikalau ia datang apa hal kita? Sedang sebuah perahunya tadi lagi tiada terlawan oleh kita." Maka kata Awi Dicu, “Benarlah seperti kata kamu itu; marilah kita kembali sementara belum siang ini.”

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Latihan Bahasa Melayu Standard 3 (Tukarkan petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)

Maka titah Seri Betara, “Hai Patih Gajah Mada, segeralah suruh hantar ke Melaka.” Maka Patih Gajah Mada pun berlengkap sebuah perahu dengan sepuluh orang sertanya yang pergi. Setelah sudah lengkap maka Kertala Sari pun belayarlah.Berapa lamanya maka Kertala Sari pun sampailah ke Melaka. Maka ia pun singgah di luar kota pada kampung segala Jawa. Maka Kertala Sari pun menyamarkan dirinya kepada segala Jawa yang banyak itu. Maka Kertala Saripun sedia kala berjalan keluar masuk bermain-main segenap kampung orang kaya-kaya dan saudagar.

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Latihan Bahasa Melayu Standard 4(Tukarkan petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)

Setelah diketahuinya, maka Kertala Sari pun masuk menyamar pada orang Patih Kerma Wijaya. Tatkala itu Kertala Sari pun masuk seorangnya mengikut Patih Kerma Wijaya pergi menghadap sama dengan Jawa yang banyak itu. Maka oleh Kertala Sari segala hulubalang yang menghadap sama-sama itu dilihatnya seorang kepada seorang. Maka Kertala Sari pun pandang pada Laksamana; maka ia pun fikir dalam hatinya, “Dialah gerangan hulubalang Ratu Melaka yang bernama Laksamana itu. Jikalau demikian lakunya, sungguhlah ia dapat membunuh bapaku, kerana ia penjurit besar lagi kepetangan.”

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Latihan Bahasa Melayu Standard 5 (Tukarkan petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)

Syahadan, pada suatu hari, maka Tun Perak datang menghadap, duduk di tanah sama- sama orang banyak. Maka kata bentara yang bergelar Seri Amerta kepada Tun Perak, “Tuan Tun Perak, segala orang Kelang ini menghadap baginda mengadukan halnya ke bawah Duli Yang Dipertuan. Adapun orang teluk rantau yang lain semuanya menghadap laki-laki juga; adapun orang Kelang ini menghadap dibawa Tun Perak dengan membawa perempuan sekali. Mengapakah maka demikian fiil tuan?”

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

 

Latihan Bahasa Melayu Standard 6 (Tukarkan petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)

Maka tiada disahut oleh Tun Perak kata itu. Sekali lagi Seri Amerta berkata, itu pun tiada disahuti oleh Tun Perak. Genap tiga kali Seri Amerta berkata itu, maka barulah disahuti oleh Tun Perak, katanya, “Hai Seri Amerta, tuan hamba dengan pedang tuan hamba sebilah itu juga, hendaklah baik-baik tuan hamba peliharakan, jangan diberi berkarat, jangan kemakanan matanya.

____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Latihan Bahasa Melayu Standard 7 (Tukarkan petikan klasik kepada bahasa Melayu standard)

Hatta, berapa lamanya maka datang pula orang Siam menyerang Melaka; Awi Dicu nama panglimanya. Maka kedengaran khabarnya ke Melaka, maka dipersembahkan orang kepada Sultan. Maka baginda pun menitahkan Bendahara Paduka Raja berlengkap akan mengeluari orang Siam. Seri Bija Diraja dan segala hulubalang segala hulubalang sekaliannya dititahkan baginda mengiringkan Bendahara Paduka Raja itu. Adapun Seri Bija Diraja itu sedia asal Melayu, Tun Hamzah namanya, asalnya daripada Muntah Lembu; ialah dipanggil orang Datuk Bongkok. Apabila berjalan atau duduk, bongkok ia.

____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________


3 ulasan:

Jangan Tiru